Umat
Islam Aboge di Banyumas telah menyatakan bahwa mereka akan merayakan Idul Fitri
tahun ini pada Jumat (12/4/2024) Wage, sesuai dengan 1 Syawal 1445 H.
Menyikapi
hal tersebut, Dr. Ahmad Muttaqin, seorang Peneliti Aboge dari UIN Prof KH
Saifuddin Zuhri Purwokerto, mengungkapkan bahwa Muslim Aboge memiliki cara
sendiri dalam menentukan awal bulan. Mereka tidak menggunakan metode lazim
seperti hisab dan rukyat, tetapi mempergunakan kalender khusus yang
diperkenalkan oleh Sultan Agung Mataram yang mengintegrasikan kalender Hijriah
dengan kalender Jawa (Saka).
Dr.
Ahmad Muttaqin, yang juga Wakil Dekan I Fakultas Dakwah UIN Saizu Purwokerto,
menjelaskan bahwa bagi masyarakat Muslim Aboge, tahun identitas terdiri dari
delapan siklus yang berlangsung selama 120 tahun. Setiap tahun, mereka memiliki
pola tertentu dalam menentukan hari dan pasarannya. Salah satu pola yang
digunakan untuk menentukan awal bulan adalah Waljiro.
Waljiro
adalah singkatan dari Sawal Siji Loro, yang berarti tanggal 1 Sawal jatuh pada
hari pertama dan pasaran kedua. Menurut Dr. Ahmad Muttaqin, penetapan hari
pertama dan pasaran kedua sangat bergantung pada identitas tahunnya.
Pada
tahun 1445 Hijriyah atau 2024 M dalam Kalender Aboge, masuk dalam siklus tahun
Jim Awal. Hal ini berarti 1 Sura atau Muharram jatuh pada hari Jumat pasaran
Pon. Dalam tahun Jim Awal, Jumat dan Pon adalah hari dan pasaran pertama. Oleh
karena itu, untuk menentukan Idul Fitri, pola yang digunakan adalah Waljiro, di
mana hari pertama adalah Jumat dan pasaran kedua adalah Wage.
"Dengan
pola ini, dapat dipastikan bahwa Idul Fitri bagi kelompok Muslim Aboge akan
dilaksanakan pada hari Jumat Wage atau bertepatan dengan 12 April 2024,"
jelasnya.
Dr.
Ahmad Muttaqin juga mengimbau agar masyarakat dapat menghargai perbedaan
tersebut dan tidak menjadikannya sebagai dasar untuk tindakan-tindakan yang
dapat memicu konflik.