"Begitu engkau bersujud, terbangunlah ruang
yang kau tempati itu menjadi sebuah masjid
Setiap kali engkau bersujud, setiap kali
pula telah engkau dirikan masjid
Wahai, betapa menakjubkan, berapa ribu masjid
telah kau bangun selama hidupmu?..."
Puisi karya Emha Ainun Nadjib itu dibaca ekspresif oleh
Agustav Triono, ketua Komunitas Teater Sastra Perwira (Katasapa) Purbalingga
setelah membuka acara Tadarus Puisi. Selanjutnya bergulir pembacaan puisi dari
beberapa penyair dan pegiat seni yang hadir.
Acara yang digelar Sabtu, 22 Maret 2025 mulai pukul 20.30
wib di Sanggar Budidoyo tersebut menurut Ikrom Ri'fai selaku koordinator acara
bertujuan sebagai ajang silaturahmi dan ekspresi pegiat sastra khususnya puisi.
"Dengan pembacaan puisi dengan tema religi, ketuhanan serta kemanusiaan di
momen Ramadan harapannya bisa menjadi refleksi kita untuk memaknai bulan suci
dengan lebih mendalam." imbuhnya.
Selain puisi karya penyair Emha Ainun Nadjib atau yang
dikenal Cak Nun, juga karya Sutardji Calzoum Bachri yang dibacakan Trisnanto
Budidoyo, karya WS. Rendra dibacakan Deka Aepama dan Rone Yuliar. Selain itu
beberapa penampil lain seperti Windu Setyaningsih, Ikrom Ri'fai, Ryan Rachman,
dan Ridho membaca dengan penuh penghayatan dan ekspresif puisi karyanya
sendiri.
Acara hingga larut malam tersebut dihadiri sejumlah
seniman, sastrawan, dan pegiat seni antara lain dari Katasapa Purbalingga,
Sanggar Budidoyo, Dewan Kesenian Purbalingga dan Lesbumi PCNU Purbalingga.
Setelah acara parade baca puisi dilanjutkan dengan diskusi seni budaya. Deka
Aepama salah satu penampil yang juga pegiat teater dan sastra mempunyai harapan
dengan seringnya digelar acara sastra seperti tadarus puisi tersebut, bisa
menghidupkan terus iklim berkesenian khususnya sastra di Purbalingga.
Sedangkan Trisnanto Budidoyo yang juga ketua Dewan Kesenian
Purbalingga memberikan apresiasi positif untuk acara yang digelar Katasapa
Purbalingga tersebut. "Semoga acara semacam ini bisa digelar secara rutin
dan semakin banyak pegiat seni yang terlibat." tambahnya.