Nalarnews.com_Kementerian Pendidikan Dasar dan
Menengah bekerja sama dengan The Riady Foundation secara resmi meluncurkan
Program Nasional Gerakan STEM Indonesia Cerdas—sebuah inisiatif besar yang
didesain untuk memperkuat literasi sains, teknologi, teknik, dan matematika
(STEM) di seluruh pelosok negeri.
Program ini digagas bersama sejumlah
kementerian, termasuk Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian
Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Kementerian Kebudayaan, Kementerian
Agama (Kemenag), serta Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi). Kegiatan
ini dilaksanakan di Hotel Aryaduta Jakarta (28/05/2025).
Dalam sambutannya Menteri Pendidikan Dasar dan
Menengah, Prof. Dr. Abdul Mukti, M.Ed. menekankan pentingnya membangun
kesadaran STEM sejak usia dini dengan pendekatan yang sederhana, menyenangkan,
dan terjangkau. Menurutnya, selama ini teknologi kerap diasosiasikan sebagai sesuatu
yang rumit dan mahal. Melalui gerakan bersama ini, mitos-mitos tersebut ingin
dilawan bersama.
“Kami ingin membuktikan bahwa memperkenalkan
teknologi kepada generasi muda bisa dilakukan dengan cara yang sederhana, mudah,
dan menyenangkan. Kita mencoba mulai mengakrabkan anak-anak dengan teknologi, karena
STEM merupakan pondasi dan skill yang penting agar bisa memiliki kecakapan
teknologi” ujar Prof. Abdul Mukti.
Beliau juga menegaskan bahwa penguasaan
teknologi perlu dibarengi dengan keadaban dan nilai-nilai budaya serta
spiritual yang kuat. “Kemajuan bangsa tidak hanya ditentukan oleh kekayaan
alam, tetapi oleh kekuatan sumber daya manusia yang menguasai teknologi dan
memiliki integritas moral,” tegasnya.
Dr. Mochtar Riady, Pendiri Riady Foundation dalam
sambutannya mengatakan bahwa program ini merupakan panggilan jiwa untuk bangsa.
“Inisiatif ini mungkin menjadi dedikasi
terakhir saya bagi bangsa Indonesia yang saya cintai. Dari pengalaman hidup
saya, pendidikan merupakan warisan terbaik yang bisa kita tinggalkan untuk
generasi penerus bangsa:” jelas pria yang kini memasuki usia 97 tahun tersebut.
“Generasi muda kita butuh bekal. Tanpa Inovasi
pendidikan, Indonesia beresiko tertinggal dalam kompetisi global. Dan tanpa
STEM tidak mungkin teknologi bangsa ini bisa berkembang, “lanjut Dr. Mochtar.
Direktur Eksekutif Riady Foundation, Dr. Stephanie
Riady, menyampaikan bahwa Gerakan STEM Indonesia Cerdas merupakan
bentuk nyata dari komitmen jangka panjang untuk menciptakan sistem pembelajaran
inovatif dan berbasis teknologi. Ia menggarisbawahi bahwa rendahnya skor
literasi sains Indonesia dalam PISA 2020—peringkat 71 dari 80 negara—menjadi
panggilan untuk bertindak.
“Gerakan ini hadir menjawab tantangan nyata
dalam pendidikan STEM, terutama di daerah tertinggal dan madrasah. Fokus kami
adalah meningkatkan kualitas pembelajaran, memberdayakan guru, membuka akses ke
sumber belajar digital, dan membangun ekosistem STEM nasional,” kata Stephanie.
Sebanyak 20 sekolah dan 20 madrasah dipilih
sebagai pionir dalam gerakan ini, yang ke depan akan diperluas cakupannya
secara bertahap. Menurutnya, kegiatan hari ini bukan sekadar Launching Program,
tetapi bagaimana membuat jaringan pembelajaran nasional.
Hadir mewakili Ikatan Guru Indonesia, Sekretaris
Jenderal Ikatan Guru Indonesia (IGI), Dr. Hibatun Wafiroh, M.Pd. menyatakan
dukungan penuh terhadap gerakan ini.
“Kami dari IGI sangat mendukung program ini dan
siap terlibat serta berpartisipasi aktif dalam mewujudkannya. Selama ini IGI
selalu fokus pada peningkatan kompetensi guru. Alhamdulillah ada banyak guru
IGIers yang sudah bersertifikasi tentang Pembelajaran STEM siap untuk
berkontribusi” jelas Hibatun Wafiroh.
Pada kesempatan ini ada penyerahan bantuan
dukungan pembelajaran STEM secara simbolis kepada perwakilan sekolah. Karena
nantinya ada 20 sekolah dan 20 madrasah yang dipilih sebagai pionir gerakan
ini. Selanjutnya jumlah sekolah sasaran akan diperluas secara bertahap.
Pada sesi terakhir acara ini, STEM Talk : “STEM
untuk Semua: Inovasi, Inklusi, dan Inspirasi”bersama Prof. Dr. Yudi Darma, Guru
besar Fisika di Institus Teknologi Bandung sekaligus Direktur Diseminasi Sains
dan Teknologi Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi. Beliau memaparkan
bagaimana pembelajaran sains yang kontekstual. mudah, dan menyenangkan. Para
hadirin terlihat antusias menyimak serta merespons presentasi Prof Yudi yang
disertai dengan demonstrasi tentang konsep fisika dalam kehidupan sehari-hari.
Gerakan ini diharapkan menjadi titik awal
terbentuknya jaringan pembelajaran nasional yang inklusif dan kolaboratif.
Dengan semangat “sains tidak harus rumit, teknologi tidak harus mahal, dan
matematika tidak harus menakutkan”, Gerakan STEM Indonesia Cerdas menjadi
tonggak penting dalam menyiapkan generasi Indonesia yang lebih cakap, cerdas,
dan siap bersaing di era digital. Semoga [].