Pemandangan
tak biasa terjadi di jalan raya Sigaluh, tepatnya di jembatan kereta api
Gembongan, pada Selasa, 11 Juni 2024. Sekelompok anak muda terlihat menggunakan
tali pengaman dan memegang kuas di tangan kanan mereka, seolah menari di
sekitar jembatan kereta api tersebut.
Mereka
adalah komunitas Brotherhood Rompi Oren yang kembali melakukan aksi mengecat
jembatan kereta api, yang diduga sebagai Objek Diduga Cagar Budaya (ODCB) di
Desa Gembongan, Kecamatan Sigaluh.
Sebelumnya,
sisi utara jembatan dicat dengan tulisan "I love Gembongan" berwarna
dasar hitam, sedangkan kali ini sisi selatan dicat dengan tulisan
"Banjarnegara" berwarna-warni dengan dasar putih.
Menurut
Ade, salah satu anggota komunitas, kegiatan ini adalah inisiatif pribadi mereka
sebagai bentuk kepedulian terhadap Cagar Budaya di Banjarnegara. Ade
menjelaskan bahwa komunitas mereka terdiri dari pekerja pembersih bahu jalan
yang biasa mengenakan rompi oranye, dan mereka telah berkeliling sepanjang
jalan dari Wonosobo hingga Banyumas.
Ade
menyatakan keprihatinannya terhadap gerbang masuk Banjarnegara yang kurang
menarik dan terkesan kumuh. Oleh karena itu, mereka berinisiatif menghias
jembatan kereta api agar terlihat lebih menarik saat memasuki kota.
Sebelum
pengecatan, mereka membersihkan area sekitar jembatan. Ade juga menambahkan
bahwa jika ada dana, mereka berencana untuk mengecat bagian pondasi jembatan.
Sejalan
dengan Ade, anggota lainnya, Novi, mengatakan bahwa pengecatan ini dilakukan
karena mereka peduli dengan Cagar Budaya jembatan kereta api. Mereka siap jika
ada pihak berwenang yang meminta mereka mengecat ulang jembatan tersebut
seperti sebelumnya.
“Kami
siap jika ada pihak berwenang yang mengharuskan mengecat ulang jembatan
tersebut sebagaimana sebelumnya,” ujarnya.
Lebih
jauh Novi menjelaskan juga mengaku prihatin dengan kondisi benda Cagar Budaya
tersebut yang sangat kotor dan bagian bawah bahkan mulai keropos.
“Maka
kami cat, tapi kalau ini dianggap Vandalisme, kami akan cat ulang warna
silver sebagaimana sebelumnya," tandas Novi.
Ketua
Tim Ahli Cagar Budaya, Heni Purwono, yang kebetulan melintas saat pengecatan
berlangsung, mengungkapkan bahwa pihaknya tidak mempermasalahkan kegiatan
pengecatan tersebut. Ia mengapresiasi kepedulian warga terhadap Cagar Budaya di
Banjarnegara dan menyatakan bahwa aksi komunitas Brotherhood Rompi Oren memacu
timnya untuk segera mengkaji dan merekomendasikan ODCB di Banjarnegara untuk
ditetapkan sebagai Cagar Budaya.
"Semangat
seperti ini kita butuhkan, hanya saja tetap harus terukur standar keamanannya
dan ke depan kami harap bahkan mereka bisa bekerjasama dengan pihak terkait
seperti PT KAI, DLLAJ atau Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan," tandas Heni
Prof.
Purnawan Basundoro, Guru Besar Sejarah Universitas Airlangga Surabaya yang asli
Banjarnegara, menyatakan bahwa selama ODCB belum ditetapkan, pengecatan seperti
ini tidak menjadi masalah. Namun, jika sudah ditetapkan sebagai Cagar Budaya,
maka pengecatan harus dilakukan dengan lebih hati-hati. Selain jembatan kereta
api di Gembongan, jembatan kereta api di daerah Sokanandi juga telah lama dicat
dengan konten iklan layanan masyarakat tentang Keluarga Berencana.