Naila Hasnah Nurjanah dan Talita Juneeta Sakhi Faiha, Siswa SMP Negeri 1 Kemangkon Raih Juara 1 Lomba OPSI Tingkat Nasional

 

Nalarnews.com_Tim peneliti dari SMP Negeri 1 Kemangkon berhasil mengukir prestasi gemilang dengan meraih juara pertama dalam lomba Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) yang digelar oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Kompetisi bergengsi yang berlangsung di Jakarta pada tanggal 3-9 November 2024 ini diikuti oleh 200 tim dari berbagai sekolah menengah pertama (SMP) dan menengah atas (SMA) di seluruh Indonesia, dengan mengusung tema “Merdeka Berprestasi, Talenta Sains Menginspirasi.”


Tim SMP Negeri 1 Kemangkon, yang terdiri dari dua siswa berbakat, Naila Hasnah Nurjanah dan Talita Juneeta Sakhi Faiha, menarik perhatian para juri dengan penelitian mereka berjudul “Siapa Takut Jadi Petani?: Faktor Penyebab Rendahnya Minat Generasi Muda terhadap Pekerjaan di Sektor Pertanian.” Penelitian ini tidak hanya relevan dengan kondisi sektor pertanian Indonesia saat ini, tetapi juga menghadirkan solusi konkret untuk menumbuhkan ketertarikan generasi muda terhadap profesi petani.


Dalam penelitian mereka, Naila dan Talita mendalami berbagai faktor yang menjadi tantangan utama di sektor pertanian, khususnya terkait rendahnya minat generasi muda untuk menjadi petani. Di tengah kekhawatiran akan semakin berkurangnya jumlah petani muda, penelitian ini berhasil mengidentifikasi penyebab utama sekaligus menawarkan strategi agar pekerjaan petani tetap diminati di masa depan, sehingga sektor pertanian Indonesia tetap kuat.


Teguh Prihantoro, S.Pd., pembimbing tim dari SMP Negeri 1 Kemangkon, turut hadir untuk memberikan dukungan dan menyampaikan pandangannya di hadapan juri. Dalam presentasinya, ia menekankan pentingnya regenerasi di sektor pertanian.


“Pertanian merupakan pilar utama ketahanan pangan bangsa. Pekerjaan petani adalah pekerjaan yang mulia dan menyejahterakan masyarakat. Tanpa regenerasi di sektor pertanian, Indonesia akan kehilangan masa depan yang kuat di bidang pangan,” ungkap Teguh.


Menurut hasil penelitian Naila dan Talita, rata-rata usia petani di Indonesia saat ini mencapai 58 tahun, yang memperlihatkan krisis regenerasi dalam sektor ini. Hal ini menjadi peringatan penting bagi masyarakat Indonesia untuk segera mencari solusi agar profesi petani tidak terancam punah di masa depan. Penelitian mereka menggarisbawahi bahwa upaya menumbuhkan minat di kalangan generasi muda dapat dimulai dengan mengajak anak-anak muda terlibat sejak dini dalam kegiatan pertanian.


Penelitian tersebut juga memberikan rekomendasi konkret untuk meningkatkan ketertarikan generasi muda terhadap dunia pertanian. Salah satu solusi yang diajukan adalah melibatkan anak-anak dari keluarga petani dalam aktivitas pertanian agar mereka dapat memahami nilai dan manfaat dari pekerjaan tersebut. Selain itu, usulan ini mencakup pengintegrasian materi pertanian dalam kurikulum sekolah, sehingga anak-anak dapat mengenal dan mencintai dunia pertanian sejak dini.


Tim peneliti SMP Negeri 1 Kemangkon juga menyoroti peran penting pemerintah dalam memastikan ketersediaan dan keterjangkauan kebutuhan pertanian seperti pupuk, bibit, dan obat-obatan. Mereka berharap kemudahan akses ini dapat menstabilkan penghasilan petani, sehingga profesi ini terlihat lebih menjanjikan dan menarik bagi generasi muda yang mencari prospek masa depan yang stabil.


Pristiani Florida, Kepala SMP Negeri 1 Kemangkon, menyatakan rasa bangganya atas prestasi ini.


“Prestasi ini menjadi salah satu faktor penting yang mendukung keberhasilan para siswa dalam mengatasi permasalahan besar di bidang pertanian ini. Harapannya, prestasi ini dapat menginspirasi siswa lainnya untuk terus mengeksplorasi ide-ide inovatif demi mengatasi masalah di sekitar kita,” ungkap Florida.


Keberhasilan ini diharapkan menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk lebih tertarik pada dunia penelitian dan menjadikan sektor pertanian sebagai bidang yang penuh potensi dan tantangan menarik.

Lebih baru Lebih lama