Yogyakarta, Gunung Merapi kembali menunjukkan aktivitas
vulkaniknya dengan meluncurkan lava pijar sebanyak 26 kali pada Selasa malam
(20/8), dengan jarak luncur mencapai 1,7 kilometer ke arah Sungai Bebeng.
Aktivitas ini terjadi dalam rentang waktu antara pukul 18.00 hingga 24.00 WIB.
Menurut laporan dari laman magma.bpptkg, awalnya Gunung
Merapi terlihat jelas, namun kemudian tertutup oleh kabut tebal, tanpa adanya
asap kawah yang teramati. Selain itu, tercatat juga terjadi 37 kali gempa
guguran dengan amplitudo bervariasi antara 3 hingga 32 mm. Tidak hanya itu,
Gunung Merapi juga mengalami dua kali gempa hybrid dengan amplitudo 5-6 mm.
Hingga saat ini, status Gunung Merapi masih berada di level
Siaga (Level III), yang berarti aktivitas vulkanik masih berpotensi
membahayakan. Potensi bahaya yang diwaspadai adalah guguran lava pijar, awan
panas, dan lontaran material vulkanik.
Lava pijar dan awan panas yang dihasilkan oleh Gunung Merapi
dilaporkan mengalir ke berbagai aliran sungai, dengan rincian sebagai berikut:
- Sungai Boyong: maksimal 5 km
- Sungai Bedog: maksimal 7 km
- Sungai Krasak: maksimal 7 km
- Sungai Bebeng: maksimal 7 km
- Sungai Woro: maksimal 3 km
- Sungai Gendol: maksimal 5 km
Selain itu, lontaran material vulkanik dari Gunung Merapi
dapat mencapai radius hingga 3 kilometer dari puncak.
Dengan kondisi tersebut, masyarakat di sekitar Gunung
Merapi diimbau untuk tetap waspada dan mematuhi arahan dari pihak berwenang.
Ancaman bahaya terutama berlaku di sekitar aliran sungai yang berhulu di Gunung
Merapi, serta di zona-zona yang berpotensi terdampak material vulkanik.
Pemerintah dan pihak terkait terus memantau perkembangan aktivitas Gunung
Merapi dan akan memberikan informasi terkini jika terjadi perubahan yang
signifikan.