Dilaporkan
oleh Badan Kesehatan China bahwa angka kasus influenza di kota Tianjin terus
mengalami peningkatan, dengan tingkat kasus rawat jalan dan darurat melebihi
tingkat dasar. Jenis virus yang mendominasi adalah tipe A H3N2 dan tipe B.
Menurut
laporan dari epochtimes, Kementerian Kesehatan China mencatat adanya lonjakan
kasus yang umumnya menyerang anak-anak di China. Meskipun demikian, belum
diketahui dengan pasti asal usul kasus pneumonia yang baru-baru ini muncul.
Pemerintah
China menyatakan bahwa kasus terkini cenderung terkait dengan bakteri
mycoplasma pneumoniae. Bakteri ini umumnya menyebabkan infeksi ringan pada
sistem pernapasan, tetapi dalam beberapa kasus, dapat menyebabkan infeksi
paru-paru yang serius, memerlukan perawatan di rumah sakit. Untuk mengurangi
risiko penyebaran bakteri mycoplasma pneumoniae, kebersihan lingkungan sekitar
dianggap penting.
Otoritas
China memperingatkan bahwa peringatan kuning mungkin dikeluarkan hingga tanggal
3 Desember, menunjukkan risiko penularan yang tinggi. Rumah Sakit Anak Tianjin
melaporkan peningkatan signifikan dalam kunjungan rawat jalan, mencapai lebih
dari 13.171 dalam satu hari.
Beberapa
wilayah, termasuk Beijing dan Shandong, mengeluarkan larangan bagi guru dan
siswa yang sakit untuk pergi ke sekolah atau bekerja.
Para
ahli medis di Tiongkok mengakui kesulitan dalam menangani wabah ini, dengan
banyak dari mereka menyatakan bahwa tidak ada obat khusus untuk infeksi saluran
pernapasan atas.
Di
sisi lain, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan telah meminta
semua pihak untuk waspada terhadap peningkatan kasus yang sedang terjadi di
wilayah China. Langkah-langkah pengawasan di perbatasan untuk warga asing di
pelabuhan dan bandara juga diperketat untuk mengantisipasi potensi penyebaran
penyakit.
Direktur
Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Maxi Rein Rondonuwu, menekankan
perlunya peningkatan pengawasan terhadap orang, alat angkut, barang bawaan,
lingkungan, dan binatang pembawa penyakit di pelabuhan, bandara, dan pos lintas
batas negara. Semua langkah ini diarahkan untuk mencegah lonjakan kasus
pneumonia yang dapat menular dan menyebabkan wabah di Indonesia.
“Meminta
KKP untuk meningkatkan pengawasan terhadap orang, alat angkut, barang bawaan,
lingkungan, vektor,” ujar Maxi Rein Rondonuwu selaku Direktur Jenderal
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit.